Kamis, 08 Desember 2011

ALUN-ALUN KIDUL TAHUN 1920

Alun-alun dan ringin kurung adalah salah satu tanda kultural yang di kenal oleh publik. Keduanya ada dalam benteng kraton. Alun-alun dan ringin kurung ada di dua tempat yaitu di alun-alun utara dan alun-alun selatan. Alun-alun utara terletak di sebelah depan sebelum masuk pintu gerbang pagelaran kraton Yogyakarta. Sedangkan alun-alun selatan ada di sebelah belakang pintu gerbang kraton Yogyakarta. Masing-masing pohon beringin terletak persis di tengah. Karena pohon ringin di beri pagar kemudian, di beri nama ringin kurung.



Alun-alun kidul (selatan) pada tahun 1920 keadaannya sangat berbeda dengan sekarang meskipun, ringin kurungnya masih tetap sama. Sudah mengalami berbagai perubahan misalnya; jalan yang melingkari alun-alun selatan sudah beraspal pada jaman dahulu hingga sekitar tahun 1960-an belum di aspal seperti sekarang ini. Alun-alunnya belum di tanami rumput hijau pula. Pada tahun-tahun tersebut di tengah alun-alun ada lapangan untuk bermain anak-anak tetapi, taman itu sekarang sudah tidak ada.

Kira-kira mulai tahun 1990-an banyak orang yang percaya bahwa, siapa saja yang dapat berjalan dengan mata tertutup melewati tengah diantara ringin kurung akan mendapat berkah. Acara tersebut setiap malam akan sering terjadi apalagi, pada hari sabtu (malam minggu) banyak yang melakukan acara tersebut dari mulai anak-anak, remaja hingga orang tua.

Meski dari segi fisik banyak yang sudah berubah namun, ringin kurung masih tetap berada pada tempatnya dan fungsi ruang publik alun-alun makin menemukan maknanya.